Senin, 28 Februari 2011

Jenis-jenis sepeda

Jenis- jenis Sepeda yang Ada di Dunia :

Sepeda Kota (City Bike) : Dibuat untuk penggunaan jarak dekat di dalam kota. Umumnya memiliki keranjang didepan dan boncengan.


Sepeda Hibrid (Hybrid Bike) : Perpaduan antara stabilnya sepeda gunung dan ringannya sepeda balap. Sangat efisien dipergunakan untuk commuter.


Sepeda Cruiser : Awalnya dipergunakan untuk jelajah pantai, tetapi dalam perkembangannya juga cocok untuk commuter



Sepeda Gunung (Mountain Bike) Memiliki banyak varuain yang sesuai dengan medan yang dilewati. Ada yang bagus untuk mendaki bukit, keluar masuk hutan, ada yang khusus dirancang untuk turun bukit. Sebagain Sepeda gunung masih cocok untuk commuter.



Sepeda Atreaksi (BMX) : dirancang untuk atraksi lompat dan semacamnya, tetapi kurang untuk perjalanan dengan jarak jauh.



Sepeda Lipat (Folding Bike) : Efisien untuk penggunaan jarak dekat karena dapat dilipat sehingga dapat dilipat dan disimpan ke dalam mobi atau angkutan umum



Sepeda Anak : Termasuk didalamnya Sepeda roda tiga dan sepeda mini, baik untuk dimater roda 14″ maupun 16″.



Berdasarkan suspensi atau peredam kejut, design sepeda dapat dikategorikan menjadi empat jenis :
  • Fully Rigid : Jenis ini memiliki rangka yang kaku, tanpa ada suspensi baik depan maupun belakang.
  • Hardtail : Jenis ini memiliki bagian depan yang bersuspensi, sedangkan frame dengan bagian chain stay kaku tanpa ada suspensi.
  • Softtail : Frame-nya menggunakan suspensi yang disebut dengan “elastomer“, fungsinya adalah untuk menggerakkan frame melewati medan yang tidak rata.
  • Dual/Full Suspension : Sepeda jenis ini memiliki suspensi untuk bagian garpu depan dan bagian chain stay. Mekanisme kerja peredam kejut di bagian chain stay menggunakan penggerak (Pivot) yang menghubungkan lower dan upper chain stay, sehingga membuat ban belakang dapat naik-turun mengikuti kontur medan yang dilalui.
Berdasarkan cara mengendarai dan jenis medan, sepeda dapat dikategorikan dalam lima jenis :
  • Cross Country (XC)
sepeda jenis ini dapat digunakan untk melibas segala jenis trek yang bervariasi seperti tanjakan, turunan, aspal maupun kubangan lumpur. Namun, sepeda ini memang tidak dirancang untuk turunan yang sulit, khusus untuk turunan yang sulit lebih pas kalo kita gunakan sepeda jenis Downhill (DH). Sepeda jenis ini biasanya menggunakan bahan logam yang ringan.
  • Enduro/All Mountain (AM)
Sepeda ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan jenis XC, perbedaan utamanya adalah pada bobot. Sepeda AM lebih berat dibandingkan dengan XC. Bobot yang lebih berat ini dimaksudkan untuk mengantisipasi medan yang lebih eskrim ekstrim. Selain daripada itu, ukuran rangka-nya juga biasanya lebih besar dari XC.
  • Freeride (FR)
Julukan freeride ini mengikuti jenis aliran yang ingin mendobrak keteraturan yang hanya melewati jalur atau medan yang dilewati (bukannya anti kemapanan lhoo.. :P ) bagi penggemar sepeda FR, segala medan bisa saja dilalui, kalo ada tembok, ya diloncati pake sepeda, kalo ada trotoar atau separator busway juga bisa dilibas (meski tidak disarankan… :) :) ) Bagi mereka sepeda freeride adalah “No Way End for My Bike“. Berat sepeda jenis ini bisa lebih berat dari jenis AM dan XC.
  • Downhill (DH)
Sepeda jenis ini memang dirancang untuk dapat digunakan pada jalur yang penuh dengan turunan. Sepeda jenis ini juga memiliki berat yang lumayan dan biasanya terbuat dari logam yang cukup tebal dan berat (Berat sepeda sangat berguna untuk meluncur mengikuti gravitasi bumi..). Ciri yang kasat mata lainnya selain bentuknya yang menyerupai motor trail tanpa mesin, adalah jumlah gear depan dan belakang yang biasanya lebih sedikit. Suspensi depan biasanya memiliki travel berkisar antara 150 mm sampai dengan 200 mm, hal ini dimaksudkan agar getaran yang timbul dapat teredam dengan baik. Sedangkan suspensi belakang menggunakan travel berkisar antara 7 sampai 8 inchi.
  • Dirt Jump/Urban and Street (DJ)
Umumnya sepeda DJ memiliki frame yang hampir sama dengan jenis sepeda BMX (singkatan dari B=Bicycle M=Moto X=Cross), tetapi memiliki diameter yang lebih besar antara 30% – 40%. Jika BMX memiliki diameter ban 20 inchi, sepeda DJ menggunakan diameter 24″. Jenis sepda DJ ini digunakan untuk dapat melewati segala kontur yang sudah dibuat (biasanya diwilayah perkotaan) seperti trotoar, tangga, tembok dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar